Hubungan antara Manusia dengan Penderitaan


MAKALAH SOFT SKILL
ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN PENDERITAAN






DISUSUN OLEH :
                    Nama   : TEGAR NAUFAL H.
                    NPM    : 56419309
                    Kelas   : 1IA19




UNIVERSITAS GUNADARMA
Jalan KH. Noer Ali, RT.005/RW.006A,
Jakasampurna, Kec. Bekasi Barat, Kota Bekasi
Jawa Barat 17145 Tlp. (021) 78881112










KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan hidayahnya sehingga Saya dapat menyelesaikan Makalah Soft Skill ini mengenai Manusia dan Penderitaan.
Tujuan dari penulisan makalah ini, selain untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah soft skill Ilmu Budaya Dasar, Saya juga lakukan sebagai bahan pembelajaran Saya bersama mahasiswa lain untuk lebih memahami tentang materi ini.
Namun di samping itu, Saya menyadari betul bahwa dalam penulisan ini masih terdapat banyak kekurangan. Dan untuk itu Saya mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya membangun dari para pembaca sekalian agar kekurangan dalam penelitian ini dapat diperbaiki dan menjadi lebih sempurna untuk proses penambahan wawasan kita semua.
Akhir kata Saya ucapkan Terima Kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb




      Bekasi, 17 Maret 2020











DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL (cover/sampul depan) ............................................................................................. I
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... II
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... III
BAB 1 PENDAHULUAN
              1.1    Latar Belakang ....................................................................................................................... 1
              1.2    Rumusan Masalah .................................................................................................................. 2
              1.3    Tujuan .................................................................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN
              2.1    Penderitaan............................................................................................................................. 3
              2.2    Contoh-contoh Penderitaan.................................................................................................... 4
              2.3    Sebab-sebab Penderitaan........................................................................................................ 4
              2.4    Siksaan.................................................................................................................................... 5
              2.5    Jenis Siksaan yang bersifat Psikis.......................................................................................... 6
              2.6    Kekalutan Mental................................................................................................................... 7
              2.7    Penderitaan dan Perjuangan.................................................................................................... 9
              2.8    Penderitaan melalui media massa dan seniman...................................................................... 9
              2.9    Contoh Kasus Hubungan antara Manusia dengan Penderitaan............................................ 10
BAB 3 PENUTUP
              3.1    Kesimpulan........................................................................................................................... 12
              3.2    Saran..................................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 13










BAB 1
PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
            Manusia didunia ini dihadapkan pada dua cobaan yaitu cobaan yang menggembirakan dan cobaan yang menyusahkan. Cobaan tersebut berupa tahapan dan rintangan yang menguji manusia dalam kehidupan apabila mampu menyelesaikan dengan baik akan mendapatkan pahala dan bila mengingkarinya ketentuan yang ada akan tenggelam dalam penderitaan di akhirat kelak.
            Manusia di dunia ini tidak akan pernah lepas dari yang namanya masalah baik yang menyusahkan atau yang menggembirakan. Masalah timbul karena adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Proses dalam menghadapi kesenjangan sering kali dihadapkan pada lika-liku kehidupan yang sering dianggap sebagai suatu “Penderitaan”.
            Manusia juga dituntut untuk keimanan Terhadap Tuhannya baik duka maupun duka untuk semakin mendekatkan diri. Manusia sepatutnya bukan mengeluh dan meratapi penderitaan. Namun harus bangkit mengolah penderitaan menjadi sesuatu yang bernilai lebih berharga. Dan terus belajar menelusuri kehidupan karena ada hikmah dibalik penderitaan.
            Penderitaan datang tak terduga begitu pula kebahagiaan datang dari celah tak terduga. Sehingga manusia dituntut untuk siap siaga dalam menghadapi suka maupun duka di kehidupan ini. Dan sepatutnya kita berani menghadapi dalam menyelesaikan persoalan hidup ini, tidak pilih-pilih saat senang semangat sat susah loyo, atau saat duka tabah saat senang tidak bersyukur. Kita perlu belajar dari pengalaman dan cepat bangkit saat tergelincir.

        Semangat juga bukan semangat yang melampaui batas, dan berusaha menenangkan hati, sabar menghadapi penderitaan hati ikhlas lillahita’ala mengharap Ridha Allah. Karena solusi-solusi saat menghadapi penderitaan akan mudah muncul saat hati tenang dan berpikir jernih. Berbeda dengan tergesa-gesa menyebabkan solusi di depan mata terlihat jauh. Dan terkadang hal penunjang terabaikan sehingga menambah masalah baru. kita juga bukan hanya menunggu desakan solusi tapi perlu menyambut solusi.


1.2    Rumusan Masalah
        Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di rumuskan sebagai berikut :
a)     Apa pengertian dari penderitaan?
b)     Bagaimana contoh-contoh penderitaan?
c)     Apa saja sebab-sebab penderitaan?
d)     Apa pengertian dari siksaan?
e)     Apa saja jenis-jenis siksaan yang bersifat psikis?
f)      Apa pengertian dari kekalutan mental?
g)     Bagaimana Penderitaan dan Perjuangan?
h)     Bagaimana penderitaan pada media massa dan seniman?
i)      Apa contoh kasus Penderitaan yang sedang terjadi sekarang?

1.3    Tujuan
        Setelah membaca makalah ini, pembaca diharapkan dapat memahami masalah Hubungan Manusia dengan Penderitaan. Tujuan saya membuat makalah ini juga untuk memenuhi tugas soft skill mata kuliah Ilmu Budaya Dasar tentang “Hubungan Manusia dan Penderitaan”.










BAB 2
PEMBAHASAN


2.1    Penderitaan


        Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sanskerta yaitu dhra yang artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bermakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dari-Nya.
        Baik dalam Al-Quran maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umumnya manusia kurang memperhatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan. Dalam surah Al-Insyiqaq ayat 6 dinyatakan “Manusia ialah makhluk yang hidupnya penuh perjuangan.” Ayat tersebut harus diartikan, bahwa manusia harus bekerja keras untuk mendapatkan kelangsungan hidupnya.
        Menurut agama penderitaan itu adalah teguran dari Tuhan. Penderitaan ada yang ringan dan berat contoh penderitaan yang ringan adalah ketika seseorang mengalami kegagalan dalam menggapai keinginannya. Sedangkan contoh dari penderitaan berat adalah ketika seorang manusia mengalami kejadian pahit dalam hidupnya hingga ia merasa tertekan jiwanya sampai terkadang ingin mengakhiri hidupnya.


2.2    Contoh-contoh Penderitaan
Berikut contoh-contoh penderitaan yang ada di sekitar kita :
1.     Nasib buruk
Penderitaan ini dikarenakan perbuatan buruk manusia yang dapat terjadi dalam hubungan sesama manusia dan alam sekitarnya. Perbedaan nasib buruk dan takdir adalah jika takdir di tentukan oleh Tuhan sedangkan nasib buruk penyebabnya karena ulah manusia itu sendiri. Contohnya : penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan / azab tuhan. Namun dengan kesabaran dan tawakal dan optimisme merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan tersebut.
2.     Kehilangan orang tua
Setiap manusia pasti mencintai orang tuanya dan memiliki hubungan yang erat dengan keluarganya. Penderitaan ini adalah yang paling sering kita jumpa dan sangat sedih tentunya. Tapi kesedihan karena penderitaan diharapkan tidak berlarut larut karena semua manusia yang hidup pasti akan kembali kepada sang Pencipta.
3.     Kemiskinan
Banyak orang yang menderita karena kemiskinan, merasa tidak pernah cukup dengan apa yang telah ia punya sehingga mengakibatkan seseorang merasa menderita karena tidak bisa memiliki sesuatu yang ia inginkan. Ini dikarenakan kurangnya rasa syukur manusia atas apa yang telah di berikan oleh Tuhan.
4.     Bencana
Tidak ada seorang pun yang dapat menghindari bencana yang tuhan berikan. Bencana bisa kapan saja datang dan menimpa siapa saja bahkan sering kali mengakibatkan kehilangan anggota keluarga. Trauma batin yang diakibatkan karena bencana juga sulit di sembuhkan.


2.3    Sebab-sebab Penderitaan
Apabila dikelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat dibagi sebagai berikut :
1.     Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia
Penderitaan yang menimpa manusia karena perbuatan buruk manusia dapat terjadi dalam hubungan manusia dengan alam sekitarnya. Karena perbuatan buruk antara sesama manusia maka manusia lain menjadi derita. Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungannya juga menyebabkan penderitaan manusia. Kesadaran itu baru timbul setelah musibah yang membuat manusia menderita.
2.     Penderitaan yang timbul dari cobaan Tuhan
Penderitaan manusia dapat juga terjadi dari cobaan yang diberikan oleh Tuhan. Biasanya ini disebabkan karena kita sudah terlalu jauh dari Tuhan, sehingga Tuhan memperingati kita dalam bentuk penderitaan agar kita kembali ke jalan yang benar. Namun kesabaran, ikhtiar, tawakal dan optimisme dapat merupakan usaha manusia untuk mengatasi penderitaan itu.


2.4    Siksaan


 Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan fisik/jasmani, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang timbullah penderitaan. Di dalam kitab suci diterangkan jenis & ancaman siksaan yang dialami manusia di akhirat nanti, yaitu siksaan bagi orang-orang musyrik, syirik, dengki, memfitnah, mencuri, makan harta anak yatim, dan sebagainya. Antara lain ayat 40 surah Al-‘Ankabut menyatakan : “Masing-masing bangsa itu kami siksa dengan ancaman siksaan, karena dosa-dosanya. Ada diantara kami hujani dengan batu-batu kecil seperti kaum Aad, ada yang diganyang dengan halilintar bergemuruh dahsyat seperti kaum Tsamud, ada pula yang kami benamkan ke dalam tanah seperti Qorun, dan ada pula yang kami tenggelamkan seperti kaum Nuh.”
 Dengan siksaan-siksaan itu, Allah tidak akan menganiaya mereka, namun mereka jugalah yang menganiaya diri sendiri, karena dosa-dosanya.


2.5    Jenis Siksaan yang bersifat Psikis
            Yang dimaksud dengan psikis adalah kondisi mental seseorang. Kondisi ini dapat dipengaruhi oleh berbagai hal seperti cara berpikir, pengaruh lingkungan, pendidikan, dan lain sebagainya. Dalam kenyataannya, psikis seseorang sangat berperan dalam menentukan kepribadian orang tersebut. Berikut ini jenis-jenis siksaan yang bersifat Psikis :
1.     Kebimbangan
Yaitu jenis siksaan psikis yang dialami oleh seseorang apabila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan mana yang diambil. Bagi orang yang lemah berpikirnya, masalah kebimbangan akan lama dialami, sehingga siksaan itu berkepanjangan. Tetapi bagi orang yang cepat mengambil suatu keputusan, sehingga kebimbangan akan cepat diatasi.
2.     Kesepian
Yaitu jenis siksaan psikis yang dialami oleh seseorang dimana dia rasa kesepian dalam dirinya sendiri atau jiwanya walaupun ia dalam lingkungan ramai. Biasanya keadaan ini bisa disebut dengan Introvert. Kesepian ini tidak boleh dicampur adukkan dengan keadaan sepi seperti yang dialami oleh petapa yang tempat tinggalnya di tempat yang sepi. Kesepian juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dialami oleh seseorang. Kesepian perlu cepat diatasi agar seseorang, jangan terus menerus merasakan penderitaan batin. Selain mencari kawan, seseorang juga perlu mencari kesibukan, khususnya yang bersifat fisik, sehingga rasa kesepian tidak memperoleh tempat dan waktu dalam dirinya.
3.     Ketakutan
Merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut dibesar-besarkan yang tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Ketakutan dapat juga timbul atau dialami seseorang walaupun lingkungannya ramai, sebab ketakutan merupakan hal yang bersifat psikis. Banyak sebab yang menjadikan seseorang merasakan ketakutan antara lain :
a)     Claustrophobia & Agoraphobia
Claustrophobia adalah rasa takut terhadap ruangan tertutup. Agorophpbia adalah ketakutan yang disebabkan seseorang berada di tempat terbuka.
b)    Gamang
Merupakan ketakutan seseorang berada di tempat yang tinggi.
c)     Kegelapan
Merupakan suatu ketakutan seseorang bila ia berada di tempat yang gelap.
d)    Kesakitan
Merupakan ketakutan yang disebabkan oleh rasa sakit yang dialami.
e)     Kegagalan
Merupakan ketakutan seseorang disebabkan karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan mengalami kegagalan.



2.6    Kekalutan Mental
            Penderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana, kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.  
Gejala-gejala permulaan pada orang yang mengalami kekalutan mental adalah sebagai berikut :
1.  Terlihat pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung.
2.    Terlihat pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, mudah marah.
3.     Selalu iri hati dan curiga, ada kalanya dihinggapi khayalan, dikejar-kejar sehingga dia menjadi sangat agresif, berusaha melakukan perusakan atau melakukan destruksi diri dan bunuh diri.
4.     Komunikasi sosial putus dan ada yang disorientasi sosial.
5.    Kepribadian yang lemah atau kurang percaya diri sehingga menyebabkan yang bersangkutan merasa rendah diri.
6.  Terjadinya konflik sosial – budaya akibat dari adanya norma yang berbeda antara dirinya dengan lingkungan masyarakat.

Tahap seseorang mulai mengalami yang namanya gangguan jiwa, bisa dilihat pada penjabaran di bawah :
1.    Gangguan kejiwaan terlihat dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohaninya.
2.  Usaha mempertahankan diri dengan cara negatif, yaitu mundur atau lari, sehingga cara menahan dirinya salah. Pada orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan, justru lekas memecahkan problemnya, sehingga tidak menekan perasaannya. Jadi bukan melarikan diri dan persoalan, tetapi melawan atau memecahkan persoalan.
3.  Kekalutan merupakan titik terendah mental seseorang dan yang bersangkutan mengalami gangguan.
4.  Krisis ekonomi yang berkepanjangan telah menyebabkan meningkatnya jumlah penderita penyakit jiwa, terutama gangguan kecemasan.
5.   Dipicu oleh faktor Psychoeducational. Faktor ini terjadi karena adanya kesalahan dalam proses pendidikan anak sejak kecil, mekanisme diri dalam memecahkan masalah. Konflik-konflik di masa kecil yang tidak terselesaikan, perkembangan yang terhambat serta tiap fase perkembangan yang tidak mampu dicapai secara optimal dapat memicu gangguan jiwa yang lebih parah.
6.   Faktor sosial atau lingkungan juga dapat berperan bagi timbulnya gangguan jiwa, misalnya budaya, kepadatan populasi hingga peperangan. Jika lingkungan sosial baik, sehat tidak mendukung untuk mengalami gangguan jiwa maka seorang anak tidak akan terkena gangguan jiwa. Demikian pula sebaliknya. Gangguan jiwa tidak dapat menular, tetapi mempunyai kemungkinan dapat menurun dari orang tuanya. Namun hal ini tidak berlaku secara absolut.

Penyebab terjadinya kekalutan mental antara lain sebagai berikut :
1.     Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.
2.  Terjadinya konflik sosial - budaya akibat adanya norma yang berbeda antara yang bersangkutan dan yang ada dalam masyarakat, sehingga ia tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
3.    Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi berlebihan terhadap kehidupan sosial.


2.7    Penderitaan dan Perjuangan
            Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuensi manusia hidup, bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia, melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis, yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidupnya. Allah berfirman dalam surat Ar-Ra’d ayat 11, bahwa “Tuhan tidak akan merubah nasib seseorang kecuali orang itu sendiri yang berusaha merubahnya”.
 Pembebasan dari penderitaan pada hakikatnya meneruskan kelangsungan hidup. Caranya ialah berjuang menghadapi tantangan hidup dalam alam lingkungan, masyarakat sekitar, dengan waspada, dan disertai doa kepada Tuhan supaya terhindar dari bahaya dan malapetaka. Kita sebagai manusia hanya bisa merencanakan, namun yang Tuhanlah yang menentukan hasilnya.


2.8    Penderitaan melalui media massa dan seniman
            Berita mengenai penderitaan manusia silih berganti mengisi lembaran koran, layar TV, pesawat radio, dengan maksud agar semua orang yang menyaksikan ikut merasakan dari jauh penderitaan manusia. Dengan demikian dapat mengunggah hati manusia untuk berbuat sesuatu. Media massa adalah alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat luas. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia, terutama bagi mereka yang simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari karya tersebut. 


2.9    Contoh Kasus Hubungan antara Manusia dengan Penderitaan


Sekarang ini, seluruh manusia yang ada di muka bumi ini mengalami penderitaan yang sama, yaitu bertarung dengan Pandemi COVID-19. Aktivitas semua orang menjadi terganggu, ada yang tidak bisa sekolah, bekerja untuk mencari nafkah, dan sebagainya. Yang terkena imbasnya bukan hanya golongan tertentu, tapi dari golongan ke atas seperti pemilik perusahaan terbesar, karyawan-karyawannya, sampai golongan ke bawah seperti pemilik toko kelontong, penjual yang ada di pasar, penjual nasi uduk dan lain-lainnya.
Ini disebabkan karena adanya Pandemi COVID-19 yang terus menginfeksi orang-orang yang sehat. Maka dari itu, pemerintah membuat peraturan yang disebut sebagai Social Distancing untuk menekan penyebaran virus yang terbilang baru ini. Dikarenakan sampai tulisan ini dibuat, belum ada vaksin yang dapat mencegah virus ini menginfeksi tubuh seseorang. Maka dari itu, hal yang bisa kita lakukan saat ini adalah menekan agar virus ini tidak menyebar lebih cepat dengan adanya pembatasan sosial.
Pembatasan sosial ini mempengaruhi segala sektor pekerjaan yang ada di Indonesia, sampai-sampai karena adanya virus ini, karyawan yang bekerja di suatu perusahaan terpaksa di PHK besar-besaran dikarenakan tingkat penjualannya menurun drastis. Kemudian dengan PHK tersebut, otomatis orang-orang tidak mendapat pemasukan untuk memenuhi kehidupannya. 
Tidak hanya itu, orang yang bekerjanya sebagai penjual seperti bakso keliling ataupun sejenisnya juga terdampak. Mereka tidak mendapat pemasukan dikarenakan orang-orang lebih memilih untuk memesan makanan melalui jasa kurir online yang mana orang tidak perlu keluar rumah untuk mencari makanan, sehingga pedagang kecil ini tidak ada yang membeli.
Entah kapan Pandemi ini akan berakhir, pemerintah saat ini tengah melakukan berbagai cara agar virus ini tidak semakin meluas. Salah satunya dengan menerapkan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang mana kebijakan ini akan menyebabkan kegiatan pembatasan sosial akan berdasar kepada peraturan hukum, sehingga ketika ada yang melanggar akan dikenakan sangsi.
Kita berdoa saja mudah-mudahan dengan adanya penderitaan ini, menjadikan kita selalu ingat kepada sang Pencipta, karena Allah tidak akan mengangkat wabah di suatu wilayah jika kita sebagai manusia tidak kembali ke jalan-Nya. Selain tawakal, kita juga harus imbangi dengan ikhtiar. Karena jika usaha yang sudah kita lakukan sudah baik, akan menentukan hasil akhir yang baik pula. Dan satu kata dari saya, tetap #DiRumahAja!













BAB 3
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Dalam materi ini kita dapat mengetahui tentang apa itu penderitaan. Kehidupan manusia tidak akan datar, pasti bergelombang. Maksudnya pasti ada yang menyenangkan dan menyedihkan. Penderitaan juga memiliki hubungan yang sangat erat dengan manusia, rasa sakit, siksaan menuntut manusia untuk bangkit menjadi lebih baik. Namun ada yang tidak kuat sehingga terjadi Kekalutan Mental. Apabila manusia tidak mampu melewati sesuai dengan kaidah Agama, manusia akan mendapat penderitaan di akhirat berupa penyiksaan di dalam akhirat.
Dalam menghadapi penderitaan setiap orang pasti melakukan hal yang berbeda untuk menahan atau menyikapinya, ada yang menyikapinya dengan tindakan positif dan negatif, misalkan yang positif ia akan lebih berusaha agar tidak mendapatkan penderitaan yang ia sudah alami bahkan bisa menjadikannya sebagai sebuah peluang dalam melakukan sebuah inovasi baru, sedangkan yang negatif ia akan trauma dan membuat kondisi ia menjadi labil karena terlalu berlebihan menyikapi penderitaannya dan bahkan sampai ingin bunuh diri. Untuk itu kesehatan rohani setiap orang harus dijaga agar terhindar dari kekalutan mental yang bisa merusak psikis kita.
3.2    Saran
Adapun saran-saran dalam penulisan makalah ini adalah dapat mengetahui dan dapat meningkatkan wawasan tentang “Hubungan antara Manusia dan Penderitaan”. Dengan disusunnya makalah ini kami mengharapkan kepada semua pembaca agar dapat mengetahui dan memahami arti Penderitaan serta dapat memberikan kritik dan sarannya agar makalah ini dapat menjadi lebih baik dari sebelumnya. Demikian saran yang dapat kami sampaikan semoga dapat membawa manfaat bagi semua pembaca.









DAFTAR PUSTAKA

Prof. Abdulkadir Muhammad, S.H., 2011. Ilmu Sosial Dasar Umum. Bandung: Citra Aditya Bakti.
Widyo Nugroho, Achmad Muchji. 1994. Seri diktat kuliah Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Gunadarma.
Hakim, M Arifin. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Pustaka Satya.
Muchji Achmad, Nugroho Widyo. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Depok: Universitas Gunadarma.
Drs. Djoko Widagdho, dkk. 2008. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta : PT bumi aksara.



Comments

Popular posts from this blog

Konfigurasi Management Bandwidth Mikrotik di Winbox Menggunakan Simple Queue

Konfigurasi Hotspot Mikrotik lewat Virtualbox dengan Client Virtual Windows 7

Cara Membuat, Mengedit, Menjalankan dan Menghentikan Macro pada Microsoft Excel

Ilmu Sosial Dasar (ISD): Penduduk, Masyarakat dan Kebudayaan

Ilmu Sosial Dasar (ISD) Sebagai Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU)

Ilmu Sosial Dasar (ISD): Pemuda dan Sosialisasi

Ilmu Sosial Dasar (ISD): Individu, Keluarga dan Masyarakat