Hubungan antara Manusia dengan Keindahan
Berikut ini contoh hubungan antara manusia dan keindahan :
Candi Gedong Songo
Dikutip dari website Wikipedia, Candi Gedong Songo (Candhi Gedhong Sanga) adalah nama sebuah kompleks bangunan candi peninggalan budaya Hindu yang terletak di desa Candi, Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Indonesia tepatnya di lereng Gunung Ungaran. Di kompleks candi ini terdapat sembilan buah candi. Nama dari Gedong Songo itu sendiri diambil dari bahasa Jawa yaitu gedong dan songo. gedong yang berarti bangunan maupun rumah dan songo adalah jumlah sembilan dalam bahasa Jawa, jadi candi ini memiliki arti candi yang berjumlah sembilan. Candi ini merupakan peninggalan sejarah Hindu yang terletak di Gunung Ungaran.
Sejarah Candi Gedong Songo mulai dimasukkan ke dalam sejarah Nusantara ini sejak tahun 1740 yang telah dikemukakan oleh Sir Thomas Stamford Raffles. Waktu itu, Raffles menemukan 7 buah bangunan berupa candi. Sehingga, dulu candi ini masih memiliki nama sebagai Candi Gedong Pitu. Kata Pitu sendiri berasal dari bahasa Jawa dari Tujuh. Beberapa tahun kemudian, tepatnya di tahun 1908, Van Stein Callenfels yang merupakan seorang arkeolog asal Belanda ini menemukan 2 candi lain di area Candi gedong Songo. Sehingga total candi di area tersebut berjumlah 9. Mulailah candi ini dinamakan sebagai Candi Gedong Songo.
Para pengunjung domestik hingga Manca negara tidak akan lepas pandangan pada Candi Gedong Songo ini. Karena Candi Gedong Songo ini terkenal dengan sejarahnya yang memang sengaja disuguhkan sebagai obyek wisata. Satu hal yang sangat menarik pada obyek wisata tersebut adalah pemandian air panasnya yang terdapat di antara Candi Gedong III dan Candi Gedong IV. Pemandian air panas itu diletakkan di sebuah kepunden gunung. Air panasnya pun alami yaitu merupakan air belerang dari gunungnya langsung sehingga tak heran jika airnya terasa bau yang menyengat di hidung namun bermanfaat bagi kulit manusia. Dengan adanya demikian, maka pemerintah daerah setempat pun bermaksud untuk membangun pemandian air panas sebagai salah satu tempat wisata bagi pengunjung yang ingin merasakan sensasi mandi air belerang.
Ditambah lagi pada kawasan wisata Candi Gedong Songo ini memiliki suhu yang dingin pada kisaran 19 sampai 27 derajat Celsius. Meskipun tempat ini tidak memiliki suhu yang sedingin dataran tinggi Dieng, akan tetapi pemandangan yang disajikan tidak kalah cantiknya. Dikarenakan tempat ini ada pada ketinggian 1200 mdpl, maka kita dapat menyaksikan pemandangan kota secara keseluruhan. Dari atas ketinggian, tentu saja Kota Bandungan terlihat eksotis. Pemandangan inilah yang banyak diburu oleh para wisatawan baik dari dalam ataupun luar kota.
Opini Saya
Sebelumnya saya memilih contoh ini karena tempat wisata ini berdekatan dengan kampung halaman saya yang berada di Ambarawa, Kabupaten Semarang. Sehingga saya bisa memberikan opini saya lebih luas terhadap contoh hubungan antara manusia dan keindahan.
Menurut saya, Keindahan tempat ini sangat luar biasa, mengingat tempat ini berada pada ketinggian 1200 mdpl, kita dapat melihat dengan jelas dari atas Kota yang ada di bawahnya yaitu Ambarawa. Selain itu kita juga bisa melihat tempat wisata Rawa Pening dari atas yang mana tempat wisata tersebut juga termasuk ke dalam cagar budaya di daerah Ambarawa. Selain itu pada tempat ini masih dalam keadaan asri, sejuk, berkat letak tempat ini berada pada lereng Gunung Ungaran yang mana daerah ini jauh dari kerumunan kota.
Di balik keindahan ini, ada saja orang-orang yang tidak bertanggung jawab atas perbuatannya, seperti merusak bangunan candi, membuang sampah sembarangan, dan lain-lainnya yang sifatnya merusak. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang diberi akal sehat oleh Tuhan YME harus menghilangkan sikap merusak di dalam diri kita agar tempat cagar budaya seperti ini tidak hilang begitu saja dimakan oleh usia.
Candi Gedong Songo sebagai Cagar budaya harus terus kita jaga dan lestarikan. Karena tempat ini merupakan saksi bisu bahwa zaman dahulu, orang membuat bangunan candi dengan susah payah, melewati perbukitan yang curam, pohon yang besar-besar, dan sebagainya. Sehingga pada zaman sekarang, tempat ini dijadikan sebagai objek wisata dibalik peninggalan sejarahnya yang sebenarnya sampai sekarang masih diteliti oleh ilmuan.
Comments
Post a Comment